BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kista adalah suatu struktur abnormal seperti kantung yang bisa ditemukan di manapun di tubuh. Kista biasanya mengandung zat gas, cair, atau setengah padat dan memiliki dinding luar seperti sebuah kapsul. Kista mungkin kecil dan hanya terlihat di bawah mikroskop tetapi dapat juga berukuran sangat besar sehingga mendesak struktur tubuh normal.
Kebanyakan kista di temukan pada perempuan yaitu kasus kista ovari, namun dalam kasus ini kiste terletak di kepala bagian belakang. Secara umum kista di ovari dan di belakang kepala sama hanya berbeda tempatnya secara anatomi.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi Kista ?
2. Etiologi Kista ?
3. Anatomi dan fisiologi Kista ?
4. Patofisiologi Kista ?
5. Tanda dan gejala Kista ?
6. Diagnosa banding ?
7. Komplikasi Kista ?
8. Penatalaksanaan Kista ?
9. Pemeriksaan Penunjang Kista ?
10. Asuhan keperawatan ?
11. Pengkajian Kista ?
12. Diagnosa keperawatan Kista ?
13. Perencanaan keperawatan ?
14. Pelaksanaan keperawatan ?
15. Evaluasi keperawatan ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menambah pengetahuan dan informasi tentang asuhan keperawatan pada kasus Kista
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang definisi, etiologi, anatomi fisiologi, Patofisiologi dari Kista
b. Mengetahui tanda dan gejala diagnosa banding, komplikasi, penatalaksanaan dari Kista
c. Mengetahui pemeriksaan penunjang, asuhan keperawatan dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan dari Kista
D. Manfaat
a. Bagi Penyusun
Menambah pengetahuan dan wawasan keperawatan, tinjauan pustaka dari Kista
b. Bagi Pembaca
Menambah pengetahuan dan informasi secara singkat tentang Tinjauan kepustakaan dan asuhan keperawatan.
c. Bagi Pendidikan
Menambah referensi dan sumber bacaan secara singkat tentang Kista
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Definisi Kista
Kista adalah suatu jenis tumor, emyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006)
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda seperti bubur (Dewa, 2000)
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair (Sjamsuhidajat, 1998).
Kista adalah pembesaran suatu organ yang di dalam berisi cairan seperti balon yang berisi air. Pada wanita organ yang paling sering terjadi
Kista adalah indung telur. Tidak ada keterkaitan apakah indung telur kiri atau kanan. Pada kebanyakan kasus justru tak memerlukan operasi. (http:// suara merdeka.com)
B. Etiologi
Factor yang menyebabkan gajala kista meliputi;
Gaya hidup tidak sehat.
Diantaranya;
Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
Zat tambahan pada makanan
Kurang olah raga
Merokok dan konsumsi alcohol
Terpapar denga polusi dan agen infeksius
Sering stress
Faktor genetic.
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker
C. Patofisiologi
Ada berbagai penjelasan dan klasifikasi kista coledocal berdasarkan pada lokasi dan anatomi. Klasifikasi yang paling membantu dibuat oleh Todani yang dimodifikasi dari klasifikasi yang disusun oleh Alonsolej. Jenis pertama ditandai oleh adanya penggabungan (fusiformis) dilatasi duktus bilier tempat duktus kista masuk (paling lazim). Kista coledocal dianggap merupakan gambaran awal dari kelainan sistem bilier pankretikus. Beberapa keadaan yang sering berkaitan dengan kista coledocal adalah keadaan jungta anomali duktus pankreatikus dan duktus bilier besar, stenosis duktus bilier bagian distal, dilatasi duktus intra hepatik. Ketidaknormalan histologi duktus bilier besar dan ketidaknormalan histologi hepar dari normal sampai sirosis hepatis. Gambaran-gambaran ini terjadi dalam beberapa tahapan dan kombinasi perubahan anatomi dan malformasi
D. Manifestasi klinis
Tanda-tanda yang umum kista coledocal yang disebut clssic sympton copleks meliputi nyeri, adanya massa, kuning yang dialami kurang dari setengah penderita. Tanda yang lebih sering nampak adalah nyeri abdomen yang sering kambuh setelah beberapa bulan atau tahun. Biasanya hanya sedikit yang menunjukan penyakit kuning. Apabila kondisi tetap berlangsung , dapat terjadi colangitis, serosis dan hipertensi portal.
BAB III
Tinjauan Kasus
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
a. Nama : Tn. S
b. Umur : 53 tahun
c. Alamat : Ds. Kutosari Kebumen
d. Pekerjaan : Swasta
e. No Register : 1207661
f. Dx Medis : Soft Kyste Servical
g. Tindakan Operasi : kystectomy
h. Kamar Op/Tanggal : Kamis, 24/ 11 /2011, Kamar 1.
2. Biodata Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 50 tahun
c. Alamat : Ds. Kutosari Kebumen
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Hubungan dengan pasien : Isteri
3. Keluhan utama :
Pasien mengatakan tidak nyaman
4. Riwayat Kesehatan
a. Sekarang :
Pasien datang ke poly bedah RSI Fatimah Cilacap pada hari Sabtu, 19 November 2011 dengan keluhan terdapat benjolan di kepala bagian belakang bawah sejak setahun yang lalu. Pada hari Kamis, 24 November 2011 pukul 08.00 wib pasien dirawat di bangsal Al-Kaustar RSI Fatimah Cilacap dengan diagnoas medis soft kista servicalis. Pasien direncanakan operasi pada hari Kamis, 24 November 2011 pukul 18.00 wib, saat dikaji pasien tampak cemas, kesadaran pasien Compos Mentis, TTV : TD 110/70 mmHg, N : 80x/menit, RR : 16x/menit, S : 36,5 0 C. Pasin sudah terpasang DC no 18, Infus RL 20 tpm dilengan kanan.
b. Dahulu :
Pasien sebelumnya pernah mengalami Kista di bagian mandibula sinistra dan sudah di operasi di PKU Muhammadiyah Gombong 5 th yang lalu.
c. Keluarga :
Keluarga pasien saat ini tidak ada yang mengalami penyakit seperti pasien, dan pasien tidak mempunyai penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi dll.
5. Status Kesehatan :
1) Kesadaran : Compos Metis
2) Vital Sign : TD : 110/70 mmHg
RR : 16 x/menit
N : 80 x/menit
S : 36,5 0 C
3) Head to Toe
a) Kepala : mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada hematoma, tidak ada nyeri tekan, terdapat benjolan 3x3 cm di kepala bagian belakang bawah kiri
b) Rambut : warna putih beruban, tampak kusut, tidak ada kebotakan
c) Mata : pengelihatan normal, diameter pupil 3, sclera an ikterik, konjungtiva anemis, pupil isokor
d) Hidung : bentuk simertis, tidak ada perdarahan, tidak ada secret
e) Telinga : bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada secret,
tidak ada perdarahan
f) Mulut dan gigi : mukosa kering, mulut dan gigi bersih
i. Leher : tidak ada pembesaran tyroid, nadi karotis teraba, tidak ada pembesaran limfoid
g) Thorax :
Pemeriksaan Jantung Paru- paru
Inspeksi Tidak ada pembesaran , tidak ada bekas luka Frekuensi nafas teratur, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada jejas
Palpasi Tidak ada pembersaran, tidak ada benjolan Tidak ada pembersaran, tidak ada benjolan
Perkusi Bunyi redup Bunyi sonor
Auskultasi Bunyi S1 S2 normal Bunyi vesikuler
h) Abdomen :
I : bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada bekas
luka, tidak ada distensi
A : bising usus 6 x/menit
P : suara timpani
P : tidak ada pembesaran hati, ada nyeri tekan di region
kiri atas
i) Genitalia : terpasang DC no 18 kurang lebih 1500 cc/ hari, tidak ada darah, urine berwarna kuning pekat, bau amonia.
j) Eksteremitas : kekuatan otot 5 5
5 5
Refleks pasien : baik, ROM : sebagian, Akral hangat, tidak ada edema, terpasang infuse RL 20 tpm di lengan kanan
4) Cairan parenteral : Infus RL 500 CC
5) Kebersihan colon lambung : Puasa (6 jam)
6) Pencukuran daerah operasi : Sudah
7) Kompres daerah operasi dengan kassa alcohol : Tidak
8) Personal hygiene (mandi) : sudah dilakukan kompres dengan air hangat setiap pagi dan sore di ruang perawatan.
9) Latihan : Pasien sudah diajari tekhnik nafas dalam untuk menurunkan rasa nyeri
10) Pengosongan kandung kemih : Pemasangan DC, produksi urin lancar.
11) Baju operasi : Sudah
6. Pola fungsional ( Virginia Handerson)
a) Pola oksigenasi
Sebelum sakit : pasien bernafas secara normal, tidak pernah sesak nafas
Saat dikaji : pasien bernafas secara normal, tidak sesak RR 16x/ menit
b) Pola nutrisi
Sebelum sakit : pasien makan 3x sehari ( nasi, sayur, dan lauk ) minum 6-8 gelas/hari,
Saat dikaji : pasien dipuasakan
c) Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien BAK 4-6x/hari dan BAB 1x/hari
Saat dikaji : pasien BAK melalui DC, BAB belum
d) Pola aktivitas/ bekerja
Sebelum sakit : pasien melakukan aktivitas secara mandiri, bekerja
sebagai wiraswasta.
Saat dikaji : aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan tidak dapat bekerja
e) Pola istirahat
Sebelum sakit : pasien istirahat/ tidur 8-10 jam/hari, pasien tidak
mengalami gangguan tidur
Saat dikaji : pasien istirahat/ tidur 7-8 jam/hari, pasien tidak
mengalami gangguan tidur
f) Pola suhu
Sebelum sakit : pasien tidak pernah demam (suhu normal)
Saat dikaji : suhu pasien 36,50C
g) Pola gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit : pasien dapat melakukan gerak bebas sesuai keinginannya
Saat dikaji : pasien dapat melakukan gerak bebas sesuai keinginannya
h) Pola berpakaian
Sebelum sakit : pasien dapat mengenakan pakaiannya secara mandiri dan memakai pakaian kesayangannya
Saat dikaji : pasien menggunakan pakaian seadaanya dan dibantu
keluarga saat mengganti pakaiannya
i) Pola personal hygine
Sebelum sakit : pasien biasa mandi 2xsehari dengan air bersih dan sabun, mandi tanpa bantuan keluarganya
Saat dikaji : pasien mandi dengan cara diseka dan dibantu keluarganya
j) Pola komunikasi
Sebelum sakit : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa
daerah
Saat dikaji : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa
daerah
k) Pola spiritual
Sebelum sakit : pasien beribadah sesuai agamanya
Saat dikaji : pasien beribadah sesuai kemampuannya
l) Pola aman & nyaman
Sebelum sakit : pasien merasa aman dan nyaman hidup bersama keluarga
Saat dikaji : pasien merasa gelisah karena akan dilakukan operasi
m) Pola rekreasi
Sebelum sakit : pasien kadang-kadang berekreasi ke tempat-tempat wisata
Saat dikaji : pasien tidak dapat berekreasi, hanya tiduran
di tempat tidur dan cenderung diam
n) Pola belajar
Sebelum sakit : pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya
Saat dikaji : pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya
7. PERSIAPAN PENUNJANG
Laboratorium : darah lengkap
Hematologi Hasil / satuan Normal
HB
AL
AT
HBSAG
Gula Sewaktu
CT
BT 14,8 g/dl
10600 /UL
16400 /UL
NEGATIF
77 mg/dL
6.00”
3.00” 14.0 – 18.0
0.8 – 4.0
150 – 450
NEGATIF
70.0 – 150.0
6.00”
3.00”
Golongan darah : A
8. INFORM CONSENT : Sudah
9. TERAPI :
Injx Superam 1 gr
Infus RL 20 tpm
PRE OPERASI
a. Data Fokus
1) terdapat benjolan di kepala belakang bagian kiri bawah
2) pasien mengatakan takut benjolanya membesar
3) Benjolan sebesar 3x3 cm
b. Analisa Data Pre Operasi :
No Hari/tanggal Data focus Etiologi Masalah kep.
1. Kamis, 24 November 2011
DS : pasien mengatakan takut benjolanya membesar
DO :
• Pasien tampak gelisah
• terdapat benjolan di kepala belakang bagian kiri bawah
• benjolan 3x3 cm Kurang pengetahuan Ansietas
c. Rumusan Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b.d kurang pengetahuan
d. Rencana Pre Operasi
No Masalah keperawatan NOC NIC
1 Ansietas b.d kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit, masalah keperawatan diharapkan teratasi Ansietas b.d kurang pengetahuan dengan indicator :
• Pasien tampak tenang
• Pasien siap menghadapi operasi a. Gali penyebab kecemasan
b. Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya
c. Berikan informasi tentang penyakit yang diderita klien
d. Berikan prosedur tindakan yang akan dilakukan
e. Ijinkan keluarga klien untuk mendampingi pasien selama fase pre op
f. Motivasi klien
e. Pelaksanaan dan Evaluasi Pre Operasi
No Dx Hari/ tanggal Implementasi Evaluasi ( SOAP )
1 Kamis, 24 November 2011 a. Menggali penyebab kecemasan
b. Memberikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya
c. Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita klien
d. Memberikan prosedur tindakan yang akan dilakukan
e. Mengijinkan keluarga klien untuk mendampingi pasien selama fase pre op
f. Memotivasi klien Subjektif :
• pasien mengatakan mengerti tentang penyakitnya setelah dijelaskan oleh perawat
• Pasien mengatakan siap menghadapi operasi
Objektif :
• Pasien tampak tenang
Assessment : masalah teratasi
Panning : lanjutkan intervensi
B. ASKEP INTRA OPERASI
1. Data Fokus
• Terdapat luka insisi di area operasi
2. Analisa Data Intra Operasi
No Hari/ Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
1 Kamis, 24 November 2011 DS : -
DO :Terdapat luka insisi di area operasi Luka insisi Resti infeksi
3. Perencanaan Intra Operasi
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Resti infeksi b.d luka insisi
Setelah dilakukan perawatan post operasi diruang Operasi masalah Resti Infeksi dapat teratasi. Dengan kriteria:
• Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
a. Seterilkan kamar operasi
b. Seterilkan instrumen operasi
c. Cuci tangan steril
d. Disinfeksi area operasi sebelum dan sesudah operasi dengan betadin dan lakohol
e. Tutup luka dengan kasa dan plester
4. Pelaksanaan dan Evaluasi Operasi
No Dx Hari/ tanggal Implementasi Evaluasi ( SOAP )
1 Kamis, 24 November 2011 a. menyeterilkan kamar operasi
b. menyeterilkan instrumen operasi
c. mencuci tangan steril
d. mendisinfeksi area operasi sebelum dan sesudah operasi dengan betadin dan lakohol
e. menutup luka dengan kasa dan plester Subjektif : -
Objektif :
• luka insisi post operasi tertutup kasa dan plester
• tidak terdapat tanda-tanda infeksi
Assessment : masalah teratasi
Panning : lanjutkan intervensi
C. LAPORAN INTRA OPERASI
1. Persiapan Pasien :
Posisi pasien : Supinasi
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80X/menit
RR :16x/menit
Suhu : 36,5 0 C
Pemasangan : bed side monitor
Anestesi : General Anestesi
2. Persiapan Alat :
Instrumen Instrumen Tambahan
Basic set : Hak hilus kecil 2
Bengkok 2 Kasa steril (5)
Nailpuder2 Section
Klem arteri 10 Sendok curratge 1
Kom 2 Duk besar 2
Skapel 2 Duk lobang 1
Kooker 4 Alcohol
Gunting jaringan 1 Betadine
Gunting benang 1 Benang, polysorb(2), plan(1), cide 2/0(1)
Pinset anatomis 2 Bisturi no.22
Pinset srilugis 2 Handscone
Jas operasi 4
3. Pelaksanaan Asisten/Instrumen
No. Tindakan Peralatan yang Disiapkan
1. Desinfeksi Kom, betadin, alcohol, klem, kasa
2. Drapping Duk besar 2, duk lobangl, duk klem 4
3. Pemasangan slang suction Slang suction, duk klem
4. Insisi area operasi, arah insisi horizontal Bisturi no.22, skapel, klem arteri, kasa steril, pinset srilugis besar.
5. Pengambilan kista Gunting jaringan, pinset, klem arteri
6. Pencucian area operasi Nacl
7. Disinveksi area bagian dalam Kasa 2, betadine
8. Heating subcutis Nailpuder, jarum, benang catgut plain 2.0, gunting, klem arteri, kasa.
9. Heating cutis Nailpuder, jarum, benang premilem blue 4.0, gunting, klem arteri, kasa.
10. Disinveksi araea jahitan Betadine, kasa, kom
11 Penutupan area operasi Kasa kering 2, kasa+betadine 2, hepafix
12. Pemindahan pasien keruang RR Bed
D. ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI
1. Jenis anestesi : General Anestesi
2. Pemeriksaan Aldret Score
Penilaian Kriteria Nilai Normal Hasil
Aktivitas • Sanggup menggerakkan 4 anggota gerak sesuai instruksi
• Sanggup menggerakkan 2 anggota gerak sesuai instruksi
• Tidak sanggup menggerakkan anggota gerak 2
1
0
2
Respirasi • Sanggup bernafas, serta disuruh batuk
• Sesak/ nafas sedikit terbatas
• Henti nafas 2
1
0
2
Sirkulasi • TD ± 20 % TD pre anestesi
• TD ± 20- 50 % TD pre anestesi
• TD ± 50 % TD pre anestesi 2
1
0
2
Kesadaran • Sadar
• Bisa dibangunkan/ dipanggil
• Tidak memberikan respon 2
1
0
2
Warna kulit • Merah muda
• Pucat
• Sianosis 2
1
0
2
3. Data Fokus
• Pasien mengatakan sedikit mual
4. Analisa Data Post Operasi
No Hari/ Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
1 Kamis, 24 November 2011 DS : Pasien mengatakan sedikit mual
DO : - anestesi pasca operasi mual
5. Rumusan Diagnosa Keperawatan Post Operasi
a. Mual b.d anestesi pasca operasi
6. Rencana keperawatan Post Operasi
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Mual b.d anestesi pasca operasi
Setelah dilakukan perawatan post operasi diruang RR masalah mual dapat teratasi.
Kriteria hasil :
• Tidak terdapat mata cekung
• Tidak terjadi rasa haus yang tidak normal
• Membrane mukosa lembap
• Pasien melaporkan terbebas dari mual a. Pantau gejala subyektif mual pada pasien
b. Ajarkan kepada pasien menelan secara sadar atau nafas dalam untuk menekan reflex muntah.
c. Ajarkan untuk makan secara berlahan
d. Naikan bagian kepala tempat tidur atau letakan pada posisi lateral untuk mencegah aspirasi
e. Pindahkan segera benda-benda yang menimbulkan bau
f. Berikan perawatan mulut setelah terjadi muntah
g. Pertahankan kebersihan diri dan tempat tidur ketika terjadi muntah
7. Pelaksanaan dan Evaluasi Post Operasi
No Dx Hari/ tanggal Implementasi Evaluasi ( SOAP )
1 Kamis, 24 November 2011 • Memantau gejala subyektif mual pada pasien
• Mengajarkan kepada pasien menelan secara sadar atau nafas dalam untuk menekan reflex muntah
• Menaikan bagian kepala tempat tidur atau letakan pada posisi lateral untuk mencegah aspirasi
• Mengajarkan untuk makan secara berlahan
• Memindahkan segera benda-benda yang menimbulkan bau
• Memberikan perawatan mulut setelah terjadi muntah
• Mempertahankan kebersihan diri dan tempat tidur ketika terjadi muntah
Subyektif : pasien mengatakan rasa mualnya sudah sedikit berkurang
Obyektif :
-Tidak terdapat mata cekung
-Tidak terjadi rasa haus yang tidak normal
-Membrane mukosa lembab
-Pasien melaporkan terbebas dari mual
Assessment : Masalah mual sudah teratasi sebagian
Planning : Lanjutkan dan modifikasi intervensi
Praktikan,
( Hanif Tri W )
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
(.........................................) (.....................................)
BAB IV
PEMBAHASAN
Selama memberikan asuhan keperawatan tim penulis menemukan beberapa kesenjangan antara konsep teoritis dan kasus yang ditemukan. Dalam bab ini tim penulis akan membahasnya sesuai dengan asuhan keperawatan yang sudah diterapkan meliputi pengkajian, diagnosa, inervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal untuk melakukan suatu keperawatan yang berguna untuk mengumpulkan data sebagai dasar untuk mengetahui kebutuhan klien sehingga dapat menentukan asuhan keperawatan yang akan dilakukan. Dalam pengumpulan data tim penulis menggunakan metode wawancara atau Tanya jawab dengan keluarga pasien dan klien serta observasi dengan menggunakan pemeriksaan fisik dan menggunakan studi dokumentasi pada status pasien.
Selama melakukan pengkajian tim penulis banyak menemui kesulitan, hal ini dikarenakan penulis dihadapkan pada satu kasus yang memiliki keterbatasan informasi berkaitan dengan penyakit yang di derita pasien. Pada pemerikasaan fisik, tim penulis menemukan indikasi khas yang sesuai dengan teoritis yaitu : pemeriksaan fisik terdapat benjolan di kepala bagian belakang.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tinjauan pustaka asuhan keperawatan pada kasus Kyste tim penulis mendapat hasil diagnosa keperawatan yaitu :
1. cemas b.d kurang pengetahuan
2. Resti ifeksi b.d luka insisi
3. Mual b.d anestesi pasca operasi
C. Intervensi Keperawatan
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kriterianya, maka tim penulis membuat rencana berdasarkan acuan pada tinjauan teoritis yang ada pada tinjauan pustaka, rencana tindakan di buat selama proses pembedahan dari mulai pasien masuk ke ruang induksi sampai pasien keluar dari ruang RR. Dari 2 diagnosa ini intervensi dapat diterapkan pada kasus karena berkat kerjasama yang baik antara perawat, keluarga, dan klien. Dalam menyusun tindakan yang akan dilakukan ini disesuaikan dengan diagnosa yang ditemukan sehingga mendapatkan tujuan yang diinginkan.
D. Implementasi dan Evaluasi
Implementasi dilakukan berdasarkan diagnosa dan rencana keperawatan dan sekaligus dilakukan evaluasi tindaka
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kista adalah suatu jenis tumor, emyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006)
Tindakan pembedahan dilakukan untuk mengangkat kyste agar tidak tumbuh lagi degan menggunakan general anestesi karena letak kyste yang berada di kepala bagian belakang yang secara anatomis banyak terdapat pembuluh darah sehingga general anestesi paling tepat digunakan agar tidak terjadi perdarahan yang berlebihan.
B. SARAN
1. Sebaiknya pasien mengkonsumsi makanan yang tinggi protein hewani untuk mempercepat proses penyembuhan luka.
2. Kepada perawat agar lebih memfokuskan kesiapan psikis pasien dengan riwayat operasi kyte untuk yang kedua kali, semua hal yang diperlukan untuk pasien diterangkan secara transparan untuk mengurangi kecemasan pasien dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC. 2000.
Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius. 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar